Minggu, 24 September 2017

BAB 1



OVERVIEW MANAJEMEN KEUANGAN

Manajemen keuangan bisa didefinisikan sebagai manajemen fungsi-fungsi keuangan perusahaan. Fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokkan kedalam empat fungsi, yaitu: (1) fungsi pemasaran (2) fungsi keuangan (3) fungsi produksi dan (4) fungsi personalia.
Fungsi-fungsi keuangan yang dijalankan oleh manger keuangan :

1.        MODEL NERACA KEUANGAN UNTUK MEMAHAMI MANAJEMEN KEUANGAN

 Neraca keuangan suatu perusahaan terdiri dari dua sisi : sisi kiri yang meringkaskan aset yang dimiliki oleh perusahaan, dan sisi kanan yang meringkaskan sumber daya yang dipakai untuk membiayai sisi kiri peprusahaan tersebut.
Tugas manajer keuangan adalah mengambil keputusan investasi, pendanaan, dan likuiditas dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (nilai saham). Kemakmuran pemegang saham sering diterjemahkan kedalam kenaikan harga pasar saham. Dengan demikian tujuan manajemen keuangan bisa diterjemahkan menjadi memaksimumkan harga pasar saham. Kemakmuran pemegang saham bisa dilihat melalui harga jual perusahaan (jika dijual) atau melalui jasa penilai perusahaan.

2.        MENCIPTAKAN NILAI : MENINGKATKAN ALIRAN KAS MASUK

Perusahaan meningkatkan nilai dengan menciptakan aliran kas yang positif. Sebagai contoh, perusahan bisa menjalankan investasi yang menguntungkan, yaitu yang memberikan aliran kas masuk yang positif. Perusahaan bisa menerbitkan surat berharga dengan biaya yang sedikit dan mendatangkan aliran kas masuk yang positif.
Manajer keuangan perlu memperhatikan dimensi aliran kas yang lain yaitu timing (waktu) dan resiko. Dimensi timing menunjukkan bahwa aliran kas yang diterima saat ini mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan aliran kas yang akan diterima pada periode mendatang. Ada beberapa alasan kenapa demikian, mulai dari kemungkinan inflasi yang akan mengurangi niali riil aliran kas yang diterima dimasa mendatang, biaya kesempatan yang hilang jika memilih aliran kas di masa mendatang.

3.        MAKSIMISASI KEUNTUNGAN VERSUS MAKSIMISASI NILAI SAHAM

Tujuan manajemen keuangan seringkali dinyatakan sebagai maksimisasi keuntungan. Hal tersebut tida tepat. Maksimisasi keuntungan dengan maksimisasi nilai saham merupakan dua hal yang berbeda. Nilai saham akan ditentukan banyak faktor : keuntungan perusahan, risiko, dan faktor lain. Harga saham yang terjadi merupakan konsensus yang terjadi di pasar keuangan terhadap prospek dan risiko perusahaan dimaa mendatang. Harga tersebut mencerminkan informasi besarnya aliran kas, timing, risiko,dan lainnya yang dianggap relavan oleh investor.

4.        MANAJER PASAR KEUANGAN

Ada 4 (empat) tahapan yang menghubungkan pasar keungan dengan manjer , dan dengan perusahaan, yaitu :
1.     Manajer keuangan mencari dana dari pasar keuangan dengan jalan menerbitkan sekuritas atau memperoleh pinjaman dari lembaga keuanga. Pada dasarnya ada dua jenis sekuritas/instrumen dasar, yaitu saham dan utang.
2.   Dana tersebut kemudian diinvestasikan oleh manajer keuangan, membeli aset yang biasa menghasilkan kembali.
3.      Aset tersebut menghasilkan kembali (keuntungan).
4.  a. Sebagian dana tersebut dikembalikan ke pasar keuangan melalui mediun yang berbeda-beda. Untuk pemegang saham, perusahaan membagikan deviden, sementara untuk pemegang utang perusahaan membagikan bunga dan mengembalikan pinjaman pokok utang.
b. Sebagian kembalian (tingkat keuntungan) ditanamkan kembali oleh manajer keuangan ke dalam perusahaan.

Bagan tersebut menunjukkan bahwa manajer keuangan akan berurusan dengan pasar keuangan. Dengan demikian manajer keuangan perlu memahami bagaimana kerja pasar keuangan, bagaimana pasar keuangan menilai suatu aset.

5.        PERUSAHAAN SEBAGAI SERANGKAIAN KONTRAK

Manajer dikontrak oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan agar perusahaan tersebut menghasilkan aliran kas yang bisa meningkatkan nilai perusahaan, yang dengan demikian meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

5.1. Konflik antara Pemegang Saham dengan Manajer
              Konflik antara pemegang saham dengan manajer diperparah ppada beberapa situasi seperti kepemilikan saham yang tersebar. Jika perushaan go-public (menjual shamnya ke publik), maka ada kemungkinan banyak orang yang akan memiliki saham perusahaan tersebut.
Manajer bisa mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan yang dibebankan oleh pemegang saham. Donaldson, seorang peneliti di Amerika Serikat, menyebutkan dua motivasi dasar manajer :
a.         Survival, manajer berusaha menguasai sumber daya agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan.
b.      Independensi atau kecukupan diri, manajer ingin mengambil keputusan yang bebas dari tekanan pihak luar, termasuk dari pasar keuangan. Manajer tidak suka mengeluarkan saham, karena akan mengundang campur tangan pihak luar. Sebaliknya manajer akan lebih suka menggunakan dana yang dihasilkan secara internal.



5.2. Agency Free Cash Flow
  Menurut teori ini, manajer akan berusaha memegang sumber daya perushaan agar tetap dalam kendali manajer. Jika perusahaan memperoleh keuntungan atau kas masuk tinggi, maka manajer akan berusaha agar keuntungan/kas masuk tersebut tetap berada di tangan manajer.
Jensen (1986) mendefinisikan aliran kas bebas (free cash flow) sebagai aliran kas yang tersisa setelah proyek dengan NPV positif didanai. Free Cash Flow lebih baik dibagikan kepemegang saham, bukannya ditahan, karena perusahaan sudah tidak mempuyai kesempatan investasi yang menguntungkan.

5.3. Konflik antara Pemegang Saham dengan Pemegang Utang
Pemegang saham, melalui manajer, bisa mengambil keuntungan atas pemegang saham. Konflik tersebut bisa terjadi karena pemegang saham dengan pemegang utang mempunyai struktur penerimaan (pay off) yang berbeda. Pemegang utang memperoleh pendapatan yang tetap (yaitu bunga) dan kembalian pinjamannya., sedangkan pemegang saham memperoleh pendapatan di atas kelebihan atas kewajiban yang perlu dibayarkan ke pemegang utang. Jika nilai perusahaan berada dibawah nilai kewajiban utang, pemegang utang berhak atas semua nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan naik diatas nilai utang, pemegang saham berhak atas kelebihan tersebut. Semakin tinggi kelebihan tersebut, semakin tinggi nilai yang dimiliki pemegang saham, sementara kekayaan pemegang utang tetap, tidak berubah.

5.4. Konflik antara Pemegang Saham Mayoritas dengan Pemegang Saham      Minoritas
 Pemegang saham tidak bersifat homogen. Karena pemegang saham tersebut berlainan, maka akan ada potensi konflik antarpemegang saham. Sebagai contoh, perusahaan yang sebelumnya dikendalikan oleh pendiri, kemudian menjual sebagian kecil saham ke publik. Dalam sitasi tersebut ada dua jenis pemegang saham : mayoritas (pendiri) dan minoritas (publik). Publik dikatakan minoritas karena, meskipun jumlah mereka barangkali banyak, jumlah suara atau saham mereka lebih kecil dibandingkan dengan jumlah saham sendiri. Potensi konflik bisa terjadi ketika pemegang saham mayoritas mengambil manfaat (merugikan) atas pemegang saham minoritas.

5.5. Konflik-konflik Lainnya
  Dalam manajemen keuangan, konflik antara manajer-pemegang saham, pemegang saham-pemegang utang, pemegang saham mayoritas-pemegang saham minoritas menduduki porsi penting dalam pembicaraan di manajemen keuangan. Tetapi masih ada banyak kontrak-kontrak lain dalam perusahaan. Sebagai contoh, ada potensi konflik antara karyawan dengan manajer, antara suatu departemen (misal pemasaran) dengan departemen lain (misal produksi). Wilayah konflik tersebut belum dipelajari secara mendalam di manajemen keuangan, meskipun untuk disiplin lain, wilayah tersebut sering dibicarakan.

1 komentar:

BAB 14

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN : PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1.      METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) 1.1. Kerangka APV ...