Minggu, 24 September 2017

BAB 2



LAPORAN KEUANGAN

1.      LAPORAN KEUANGAN

a.       Neraca
Neraca keuangan didasarkan pada accounting identity yang pada dasarnya menggambarkan neraca sebagai kesaman antara aset dengan kewajiban dan modal saham, sebagai berikut :

Aktiva = Kewajiban + Modal Saham

Aset didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang akan diterima di masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian tertentu.
Utang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatag dari kewajban organisasi sekarang atau mentransfer aset atau memberi jasa ke pihak lain dimasa mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu.
Modal saham merupakan sisa, yaitu aset dikurangi utang-utangnya. Modal saham merupakan bentuk kepemilikan suatu usaha.

b.      Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi sering dianggap laporan yang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan keuangan laba rugi diharap bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, resiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan. Tingkat keuntungan mencerminkan prestasi perusahaan secara keseluruhan.
Laporan laba rugi menyajikan beberapa elemen pokok : (1) pendapatan operasional (2) beban operasional, dan (3) untung atau rugi. Laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut ini :\

            Laba = Penjualan – Biaya

c.       Laporan Aliran Kas
Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Laporan aliran kas diperlukan karena dalam beberapa situasi, laporan laba rugi tidak cukup akurat menggambarkankondisi keuangan perusahaan.
Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan : (1) memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu, dan (2) memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan aliran kas dikelompokkan ke dalam tiga bagian yaitu : (1) aliran kas dari kegiatan operasional, (2) aliran kas dari kegiatan investasi, dan (3) aliran kas dari kegiatan pendanaan.


2.      ANALISIS LAPORAN KEUANGAN  

Laporan keuangan menyediakan data yang “relatif mentah’. Manajer keuangan membutuhkan informasi ( data mentah yang diolah). Informasi apa yang dibutuhkan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai tergantung dari siapa yang membutuhkan informasi, dan kapan informasi tersebut dibutuhkan.
Pada waktu menganalisis laporan keuangan, beberapa hal perlu dperhatikan :
a.       Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan keuangan.laporan keuangan lima atau eman tahun kebelakang barangkali bisa digunakan untuk melihat adanya trend-trend tersebut.
b.      Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik tidaknya. Angka pembandig diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak baik.
c.       Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dedalam analisis.
d.      Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak tersedian dilaporan keuangan. Informasi tersebut bisa membuat analisis menjadi lebih tajam.

2.1. Analisi Rasio Keuangan
Ada lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan, yaitu :
Rasio
Perhitungan
Tujuan
1.  Rasio Likuiditas
Rasio lancar

Rasio quick

Aktiva lancar / Utang lancar

[Aktiva lancar – Persediaan] / Utang lancar

Melihat likuiditas, yaitu kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi angka tersebut semakin baik.
2.  Rasio Aktivitas
Rata-rata umur piutang

Perputaraan persediaan

Perputaran aktiva tetap

Perputaraan total aktiva  

Piutang / [Penjualan/365]

HPP / Persediaan

Penjualan / Total aktiva tetap

Penjualan / Total aktiva


Melihat kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif. Semakin tinggi angka perputaran, semakin efetif aset digunakan. Semakin tinggi rata-rata umur piutang, semakin tidak baik (tidak efektif menggunakan aset).

3.  Rasio Solvabilitas
Total utang terhadap Total aset (Aktiva)

Times Interest Earned (TIE)

Fixed Charged Coverage (FCC)

Total utang / Total aktiva


Laba sebelum pajak dan bunga (EBIT) / Bunga

(EBIT + Biaya sewa) / (Bunga + Sewa)


Melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban totalnya. Semakin tinggi angka rasio Total Utang / Total Aktiva, semakin berrisiko (tidak baik). Semakin tinggi angka TIE atau FCC, semakin kecil risiko (semakin baik).
4.  Rasio Profitabilitas
Profit Margin

Return On Asset

Return On Equity

Laba bersih / Penjualan

Laba bersih / Total aktiva

Laba bersih / Modal saham

Melihat kemampuan perusahan meghasilkan profitabilitas. Semakin tinggi angka PM, ROA, dan ROE, semakin baik
5.  Rasio Pasar
PER

Dividend Yield

Rasio pembayaran dividen

Harga pasar per lembar / Laba bersih per lembar
Dividen per lembar / Harga pasar per lembar

Dividen per lembar / Laba bersih per lembar


Melihat seberapa jauh tujuan kemakmuran pemegang saham tercapai. Secara umum, semakin tinggi angka PER, dividen yield, dan rasio pembayaran dividen semakin baik.

2.2. Analisis Perbandingan
Untuk menentukan baik atau tidaknya angka tersebut diperlukan angka pembanding. Sebagai contoh, jika angka pembanding adalah 1, maka rasio lancar PT AB tersebut baik, karena lebih tinggi dibandingkan dengan angka pembanding.
Angka pembanding bisa memakai :
a.       Data historis (data masa lalu), dan
b.      Angka-angka dari perusahaan lain yang sejenis, yang diringkaskan kedalam rata-rata industri.

2.3. Analisis Common Size
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap rekening dalam laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Teknik common size memudahan membaca data-data keuangan, khususnya dalam membaca data-data keuangan selama beberapa periode untuk mencapai trend-trend tertentu.

2.4. Analisis Du Pont
Analisis bertujuan untuk memisahkan Return On Asset ke dalam dua bagian : perputaran aset dan profit margin. ROA bisa dipecah kedalam profit margin dan perputaran aktiva :
            ROA = Profit Margin x Perputaran Aktiva

Sedangkan ROE bisa dihitung menggunakan :

            ROE = ROA / (1 – (Total Utang/Total Aset)

3.      ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)
3.1. EVA
EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Pendekatan EVA yang dikembangkan oleh lembaga konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stern Steward Management Services pada pertengahan 1990-an. Secara matematis, formula EVA bisa dituliskan sebagai berikut :

            EVA = NOPAT – Biaya Modal

Karena NOPAT pada dasarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari modal yang kita tanam, dan biaya modal adalah biaya dari modal yang kita tanamkan, maka NOPAT dan biaya modal bisa dituliskan sebagai berikut :

            NOPAT = Modal yang diinvestasikan x ROIC

            Biaya Modal = Modal yang diinvestasikan x WACC

Karena itu, EVA bisa juga dituliskan sebagai berikut ini :

            EVA = Modal yang diinvestasikan (ROIC – WACC)

Dimana : ROIC   = Return on Invested Capital
                WACC = Weighted Average Cost of Capital

3.2. Market Value Added (MVA)
MVA menghitung selisih antara nilai pasar dengan nilai buku saham. Formula MVA bisa dilihat sebagai berikut :

            MVA = Nilai Pasar Saham – Nilai Buku Saham

MVA dihitung dengan menggunakan dasar nilai buku saham awal. MVA dengan demikian mengukur prestasi perusahaan sejak perusahaan tersebut berdiri.

1 komentar:

BAB 14

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN : PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1.      METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) 1.1. Kerangka APV ...