Senin, 20 November 2017

BAB 8


RETURN DAN RISIKO

1.        RISIKO DAN RETURN : PERHITUNGAN DASAR
1.1.  Perhitungan Return
Dalam bahasa sehari-hari, return adalah tingkat keuntungan. Misalkan kita membeli saham dengan harga Rp.100,00, kemudian satu tahun mendatang kita jual dengan harga Rp.1.200,00. Perusahaan membayar dividen sebesar Rp.100,00 pada tahun tersebut. Berapa tingkat keuntungan atau return investasi kita tersebut ?
Tingkat keuntungan dihitung sebagai berikut ini.
Return      = (Rp.1.200,00 + Rp.100,00 – Rp.1.000,00 / Rp.1.000,00) × 100%
                 = (Rp.300,00 / Rp.1.000,00) × 100% = 30%
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut ini.

Return      = {[( Pt – Pt-1 ) + D1] / Pt-1} × 100%

Di mana      P1           = Harga atau nilai pada periode t
                   Pt-1         = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
                   D1          = Dividen yang dibayarkan pada periode t
Periode tersebut biasa harian, bulanan, atau tahunan. Dalam contoh diatas, periode tersebut adalah tahunan. Dengan demikian, pada contoh diatas, kita bisa mengatakan, investor memperoleh keuntungan sebesar 30% per tahun.

1.2.   Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang diharapkan dan Risiko
 Risiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpanan dari hasil yang diharapkan. Untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa menggunakan standar deviasi yang menghitung dispersi (penyimpanan) dari hasil yang diharapkan. Dengan demikian standar deviasi kita gunakan untuk mengukur risiko, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan suatu aset, semakin tinggi risiko aset tersebut.
Misalkan ada dua aset A dan B. Misalkan kita memperkirakan beberapa skenario di masa mendatang sebagai berikut ini, dengan probabilitas dan tingkat keuntungan (return) yang terjadi.

Tabel. Perhitungan Tingkat Keuntungan yang Diharapkan 
Kondisi Perekonomian
Probabilitas
Astra (A)

Niaga (B)

Sangat baik
Baik
Normal
Jelek
Sangat jelek
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
20%
10
7.5
5
2.5
2.5%
4
6
6.5
7
Tingkat keuntungan yang diharapkan

9%
5,2%

Perhatikan bahwa probabilitas berjumlah satu (0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 1). Ada dua hukum probabilitas : (1) jumlah probabilitas harus sama dengan 1, dan (2) Nilai probabilitas harus lebih besar atau sama dengan nol. Berapa tingkat keuntungan dan risiko untuk aset A dan B ?
            E(RA)      = 0,20 (20%) + 0,20(10%) + 0,20(7.5%) +0,20(5%) + 0,20(2.5%)
                            = 9%
            E(RB)      = 0,20 (2.5%) + 0,20(4%) + 0,20(6%) +0,20(6.5%) + 0,20(7%)
                            = 5,2%
Terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham A lebih tinggi dibandingkan B. Apakah dengan demikian aset A lebih dipilih dibanding aset B ? kita akan melihat dimensi lain, yaitu risiko untuk menentukan daya tarik investasi A dan B. Risiko bisa dihitung dengan menghitung standar deviasi return masing-masing saham.
      
2.        RETURN DAN RISIKO DALAM KONTEKS PORTOFOLIO
2.1.   Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
 Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau lebih.
2.2.   Risiko Portofolio
2.2.1.    Kovarians Dua Aset
2.2.2.    Koefisien Korelasi
2.3.   Efek Diversifikasi
 Kunci dalam penurunan risiko portofolio adalah kovarians (atau koefisien korelasi) antar-aset. Koefisien korelasi yang semakin mendekati negatif satu mempunyai potensi yang lebih besar untuk menurunkan risiko porofolio. Secara umum koefisien korelasi antar saham mempunyai tanda positif dan relatif kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik untuk menurunkan risiko. Dalam situasi ini, risiko portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari risiko aset individualnya.
 Secara umum, jika jumlah aset dalam portofolio ditambah (misal ditambah secara random), ada kecenderungan risiko portofolio tersebut semakin mengecil. Semakin ditambah jumlah asetnya, penurunan risiko portofolio semakin kecil. Dengan kata lain, risiko akan semakin menurun dengan tingkat penurunan yang semakin melambat, dengan ditambahnya jumlah aset dalam portofolio.
 Sebagai contoh, misal kita mempunyai saham perusahaan Astra. Kemudian terjadi kebakaran pabrik perusahaan tersebut, yang mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan tersebut. Karena merupakan kejadian jelek bagi Astra, harga saham perusahaan terebut akan mengalami penurunan. Kita akan memperoleh kerugian. Bisakah risiko tersebut dihilangkan atau dikuragi? Misalkan kita juga mempunyai saham Indomobil. Portofolia kita terdiri dari saham Astra dan Indomobil. Karena pasokan Astra berkurang, pasokan dari Indomobil barangkali bisa meningkat, yang berarti penjulan Indomobil akan meningkat. Karena penjualan meningkat, harga saham Indomobil akan naik. Jika kita mempunyai portofolio yang terdiri dari dua saham tersebut, kerugian dari Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari Indomobil. Contoh diatas menunjukkan bahwa sebagai risiko memegang saham Astra bisa ‘dihilangkan’ (dikompensasi). Risiko kebakaran pabrik Astra merupakan risiko tidak sistematis, atau bisa disebut juga sebagai risiko spesifik perusahaan.

3.        SET YANG EFISIEN
3.1.  Korelasi = +1 (Positif Sempurna)
3.2.   Korelasi = -1 (Negatif Sempurna)
3.3.  Korelasi = 0 atau Tidak Ada Korelasi

2 komentar:

BAB 14

ANALISIS INVESTASI LANJUTAN : PENDEKATAN ADJUSTED PRESENT VALUE 1.      METODE ADJUSTED PRESENT VALUE (APV) 1.1. Kerangka APV ...