RETURN DAN RISIKO
1.
RISIKO
DAN RETURN : PERHITUNGAN DASAR
1.1. Perhitungan Return
Dalam bahasa
sehari-hari, return adalah tingkat
keuntungan. Misalkan kita membeli saham dengan harga Rp.100,00, kemudian satu
tahun mendatang kita jual dengan harga Rp.1.200,00. Perusahaan membayar dividen
sebesar Rp.100,00 pada tahun tersebut. Berapa tingkat keuntungan atau return investasi kita tersebut ?
Tingkat
keuntungan dihitung sebagai berikut ini.
Return = (Rp.1.200,00 + Rp.100,00 – Rp.1.000,00 /
Rp.1.000,00) × 100%
= (Rp.300,00 / Rp.1.000,00) ×
100% = 30%
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut ini.
Return
= {[( Pt – Pt-1
) + D1] / Pt-1} × 100%
Di mana P1 = Harga atau nilai pada periode t
Pt-1 =
Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
D1 =
Dividen yang dibayarkan pada periode t
Periode tersebut biasa
harian, bulanan, atau tahunan. Dalam contoh diatas, periode tersebut adalah
tahunan. Dengan demikian, pada contoh diatas, kita bisa mengatakan, investor
memperoleh keuntungan sebesar 30% per tahun.
1.2. Perhitungan
Tingkat Keuntungan (Return) yang
diharapkan dan Risiko
Risiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan
penyimpanan dari hasil yang diharapkan. Untuk mengoperasionalkan definisi
tersebut, kita bisa menggunakan standar deviasi yang menghitung dispersi
(penyimpanan) dari hasil yang diharapkan. Dengan demikian standar deviasi kita
gunakan untuk mengukur risiko, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan
suatu aset, semakin tinggi risiko aset tersebut.
Misalkan ada dua aset A
dan B. Misalkan kita memperkirakan beberapa skenario di masa mendatang sebagai
berikut ini, dengan probabilitas dan tingkat keuntungan (return) yang terjadi.
Tabel.
Perhitungan Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Kondisi
Perekonomian
|
Probabilitas
|
Astra (A)
|
Niaga (B)
|
Sangat baik
Baik
Normal
Jelek
Sangat jelek
|
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
|
20%
10
7.5
5
2.5
|
2.5%
4
6
6.5
7
|
Tingkat keuntungan yang diharapkan
|
|
9%
|
5,2%
|
Perhatikan bahwa probabilitas berjumlah satu (0,2 +
0,2 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 1). Ada dua hukum probabilitas : (1) jumlah
probabilitas harus sama dengan 1, dan (2) Nilai probabilitas harus lebih besar
atau sama dengan nol. Berapa tingkat keuntungan dan risiko untuk aset A dan B ?
E(RA) = 0,20
(20%) + 0,20(10%) + 0,20(7.5%) +0,20(5%) + 0,20(2.5%)
= 9%
E(RB) = 0,20
(2.5%) + 0,20(4%) + 0,20(6%) +0,20(6.5%) + 0,20(7%)
= 5,2%
Terlihat bahwa tingkat
keuntungan yang diharapkan untuk saham A lebih tinggi dibandingkan B. Apakah
dengan demikian aset A lebih dipilih dibanding aset B ? kita akan melihat
dimensi lain, yaitu risiko untuk menentukan daya tarik investasi A dan B.
Risiko bisa dihitung dengan menghitung standar deviasi return masing-masing saham.
2.
RETURN DAN RISIKO DALAM KONTEKS
PORTOFOLIO
2.1. Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau
lebih.
2.2. Risiko Portofolio
2.2.1.
Kovarians
Dua Aset
2.2.2.
Koefisien
Korelasi
2.3. Efek Diversifikasi
Kunci dalam penurunan risiko portofolio adalah
kovarians (atau koefisien korelasi) antar-aset. Koefisien korelasi yang semakin
mendekati negatif satu mempunyai potensi yang lebih besar untuk menurunkan
risiko porofolio. Secara umum koefisien korelasi antar saham mempunyai tanda
positif dan relatif kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik untuk
menurunkan risiko. Dalam situasi ini, risiko portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari risiko aset individualnya.
Secara umum, jika jumlah aset dalam portofolio
ditambah (misal ditambah secara random), ada kecenderungan risiko portofolio
tersebut semakin mengecil. Semakin ditambah jumlah asetnya, penurunan risiko
portofolio semakin kecil. Dengan kata lain, risiko akan semakin menurun dengan
tingkat penurunan yang semakin melambat, dengan ditambahnya jumlah aset dalam
portofolio.
Sebagai contoh, misal kita mempunyai saham
perusahaan Astra. Kemudian terjadi kebakaran pabrik perusahaan tersebut, yang
mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan tersebut. Karena merupakan
kejadian jelek bagi Astra, harga saham perusahaan terebut akan mengalami
penurunan. Kita akan memperoleh kerugian. Bisakah risiko tersebut dihilangkan
atau dikuragi? Misalkan kita juga mempunyai saham Indomobil. Portofolia kita
terdiri dari saham Astra dan Indomobil. Karena pasokan Astra berkurang, pasokan
dari Indomobil barangkali bisa meningkat, yang berarti penjulan Indomobil akan
meningkat. Karena penjualan meningkat, harga saham Indomobil akan naik. Jika
kita mempunyai portofolio yang terdiri dari dua saham tersebut, kerugian dari
Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari Indomobil. Contoh diatas
menunjukkan bahwa sebagai risiko memegang saham Astra bisa ‘dihilangkan’
(dikompensasi). Risiko kebakaran pabrik Astra merupakan risiko tidak sistematis,
atau bisa disebut juga sebagai risiko spesifik perusahaan.
3.
SET
YANG EFISIEN
3.1. Korelasi = +1 (Positif Sempurna)
3.2. Korelasi
= -1 (Negatif Sempurna)
3.3. Korelasi = 0 atau Tidak Ada
Korelasi
k
BalasHapusMantul thank you kak 😉😉
BalasHapus